Ilustrasi Makanan Olahan (Foto: Pixabay) |
MYSEKERTARIS.MY.ID - Ingin memiliki berat badan yang ideal dan tubuh yang lebih langsing? Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan mengurangi konsumsi makanan olahan. Meskipun makanan seperti nugget, sosis, biskuit, dan keripik terlihat menggoda dan memiliki cita rasa yang lezat, namun sebaiknya kita berpikir dua kali sebelum menyantapnya.
Tidak hanya dapat memicu kenaikan berat badan, tetapi makanan olahan juga dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan.
Makanan olahan sering dianggap sebagai "musuh" bagi mereka yang tengah menjalani program diet. Hal ini disebabkan sebagian besar makanan olahan mengandung gula, garam, minyak, atau lemak yang tinggi. Meskipun sering kali praktis, kita perlu menyadari risiko kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh konsumsi berlebihan makanan ini.
Bukan hanya itu, makanan olahan juga dapat mengandung bahan kimia tertentu seperti pengembang, penambah rasa, pengawet, atau pewarna makanan, yang dapat merugikan kesehatan kita. Oleh karena itu, pemilihan makanan menjadi kunci utama untuk mencapai tubuh yang sehat dan langsing.
Apa yang Dimaksud dengan Makanan Olahan?
Makanan olahan mencakup berbagai jenis produk yang telah diolah dan dikemas dalam kaleng, plastik, dibekukan, dipanggang, atau dikeringkan. Produk-produk ini umumnya dapat ditemukan dengan mudah di rak-rak supermarket.
Berikut adalah beberapa jenis makanan olahan yang sering dikonsumsi karena dianggap praktis dan memiliki rasa yang enak:
1. Sereal: Namun, tidak semua sereal dianggap sehat karena banyak yang mengandung gula berlebih. Pemilihan sereal dengan takaran gula yang aman per porsinya menjadi penting.
2. Chicken Nugget: Meskipun mudah disajikan, chicken nugget termasuk dalam makanan tinggi garam yang sebaiknya dikonsumsi dengan bijak.
3. Sosis: Makanan ini tinggi kalori, lemak, dan garam. Konsumsi perlu dibatasi agar tidak berdampak buruk pada kesehatan.
4. Keripik Kentang: Camilan favorit ini, meskipun gurih, memiliki kandungan kalori dan garam yang perlu diperhatikan.
5. Biskuit: Meski tidak se-manis permen, biskuit termasuk camilan tinggi gula, yang perlu dikonsumsi dengan porsikan yang tepat.
6. Mi Instan: Meskipun dapat dikonsumsi sesekali, mi instan sebaiknya dihindari atau dikonsumsi dengan bijak, terutama bagi mereka yang sedang menjalani program diet.
Selain keenam makanan tersebut, makanan olahan lain seperti permen, kue, sayur-sayuran kaleng, dan buah kaleng juga perlu dibatasi karena mengandung kalori, garam, atau gula yang tinggi.
Dampak Terlalu Banyak Mengonsumsi Makanan Olahan
Jika tujuan Anda adalah memiliki tubuh yang langsing, mengurangi konsumsi makanan olahan merupakan langkah yang bijak. Makanan jenis ini mengandung tinggi kalori, lemak, garam, dan gula, yang dapat memicu kenaikan berat badan.
Selain itu, nutrisi yang terkandung di dalamnya juga cenderung rendah, membuatnya kurang bergizi. Terlebih lagi, adanya zat kimia seperti pengembang, penambah rasa, pengawet, dan pewarna makanan dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan.
Mengonsumsi makanan olahan secara berlebihan meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit seperti hipertensi, diabetes, stroke, penyakit jantung, radang usus, hingga penyakit autoimun. Oleh karena itu, menjadi lebih cerdas dalam memilih jenis makanan menjadi kunci untuk menjaga kesehatan tubuh.
Cermat Memilih dan Membatasi Konsumsi Makanan Olahan
Meskipun makanan segar dianggap lebih sehat, bukan berarti semua makanan olahan harus dihindari sepenuhnya.
Penting untuk memperhatikan jumlah gula, garam, atau lemak yang terkandung di dalamnya dan membatasi konsumsi sesuai dengan batasan yang wajar.
Melihat label kemasan dengan seksama dapat membantu kita memilih makanan olahan yang lebih sehat. Berikut adalah panduan untuk batas aman kadar gula, garam, dan lemak dalam produk makanan:
- Lemak total: Kurang dari 1750 mg lemak per 100 gram.
- Gula: Kurang dari 2250 mg per 100 gram.
- Lemak jenuh: Kurang dari 500 mg per 100 gram.
- Garam: Kurang dari 1500 mg per 100 gram.
Disarankan juga untuk memadukan makanan olahan dengan makanan segar guna mendapatkan asupan nutrisi yang lebih seimbang dan lebih sehat.
Contohnya, menambahkan saus salad botolan pada salad sayur atau buah yang diolah sendiri, memadukan yoghurt kemasan dengan buah segar, atau menyantap sereal gandum yang dicampur dengan buah.
Kesimpulan:
Batasilah konsumsi makanan olahan, dan pastikan menjalani pola makan dengan nutrisi seimbang agar berat badan tetap terjaga.
Selain itu, penting untuk meningkatkan konsumsi air putih dan berolahraga secara rutin. Jika perlu, konsultasikan dengan dokter gizi untuk menemukan pola diet yang tepat agar bisa memiliki tubuh yang langsing namun tetap sehat.
Dengan langkah-langkah bijak ini, kita dapat meraih tujuan memiliki tubuh yang sehat dan langsing tanpa mengorbankan kesehatan kita.