Apakah WhatsApp Bisa Dihack? Fakta, Mitos, dan Cara Melindungi Akun Kamu

Apakah WhatsApp Bisa Dihack? Fakta, Mitos, dan Cara Melindungi Akun Kamu
 Apakah WhatsApp Bisa Dihack? Fakta, Mitos, dan Cara Melindungi Akun Kamu (Foto: IDXChannel.com)

MYSEKERTARIS.MY.ID - WhatsApp, sebagai salah satu aplikasi pesan instan paling populer di dunia, digunakan oleh miliaran orang setiap hari untuk berkomunikasi. Dengan berbagai fitur seperti enkripsi end-to-end, panggilan video, dan berbagi file, WhatsApp telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan digital banyak orang. Namun, seiring dengan popularitasnya, muncul pertanyaan yang sering ditanyakan: Apakah WhatsApp bisa dihack? Di balik keamanan yang ditawarkan, apakah aplikasi ini benar-benar kebal dari ancaman peretasan?

Artikel ini akan menjawab pertanyaan tersebut secara menyeluruh, menjelaskan bagaimana peretasan bisa terjadi, jenis-jenis ancaman, dan yang terpenting, bagaimana kamu bisa melindungi akun WhatsApp dari upaya hacking.

1. Apakah WhatsApp Bisa Dihack?

Jawaban sederhananya: Ya, WhatsApp bisa dihack, tetapi hal ini tidak semudah yang dibayangkan dan tidak melibatkan peretasan langsung pada aplikasi WhatsApp itu sendiri. WhatsApp menggunakan enkripsi end-to-end, yang berarti pesan yang dikirim antara dua pengguna dienkripsi, sehingga pihak ketiga termasuk WhatsApp sendiri tidak bisa mengakses isi pesan tersebut. 

Namun, meskipun sistem enkripsi ini sangat kuat, beberapa metode hacking masih bisa digunakan oleh pelaku untuk mendapatkan akses ke akun WhatsApp seseorang. Biasanya, celah-celah ini bukan berasal dari WhatsApp secara langsung, melainkan dari pengguna yang kurang waspada atau menggunakan perangkat yang rentan.

Berikut adalah beberapa cara yang sering digunakan oleh hacker untuk meretas akun WhatsApp:

2. Metode-Metode Peretasan WhatsApp

a. Social Engineering (Rekayasa Sosial)

Salah satu metode yang paling umum adalah social engineering, di mana hacker memanfaatkan ketidaktahuan atau kesalahan pengguna untuk mendapatkan akses ke akun WhatsApp. Teknik ini melibatkan manipulasi psikologis untuk membuat korban memberikan informasi penting secara sukarela. Contohnya adalah penipuan phishing, di mana hacker mengirimkan pesan palsu yang tampak resmi untuk memancing korban memberikan kode verifikasi atau informasi pribadi lainnya.

Sebagai contoh, hacker mungkin berpura-pura menjadi layanan pelanggan WhatsApp dan meminta korban untuk memberikan kode verifikasi yang dikirim ke nomor telepon mereka. Setelah hacker mendapatkan kode tersebut, mereka bisa masuk ke akun WhatsApp korban di perangkat lain.

b. WhatsApp Web Hijacking

WhatsApp memiliki fitur WhatsApp Web, yang memungkinkan pengguna mengakses akun WhatsApp mereka melalui browser di komputer. Meskipun fitur ini sangat berguna, juga bisa menjadi celah bagi hacker untuk mengakses akun jika tidak digunakan dengan hati-hati.

Jika seseorang memiliki akses fisik ke ponsel kamu, mereka dapat memindai kode QR WhatsApp Web di perangkat mereka sendiri dan dengan demikian mendapatkan akses ke percakapan WhatsApp kamu. Kecuali kamu secara manual keluar dari semua sesi WhatsApp Web aktif, mereka dapat terus memantau pesan kamu tanpa kamu sadari.

c. Spyware dan Malware

Cara lain yang sering digunakan untuk meretas akun WhatsApp adalah dengan memasang spyware atau malware di perangkat korban. Malware ini biasanya dikirim melalui tautan berbahaya atau aplikasi yang diunduh dari sumber yang tidak terpercaya. Setelah malware terpasang, hacker dapat mengakses data di perangkat korban, termasuk pesan WhatsApp, kontak, dan file media.

Beberapa spyware yang sangat terkenal, seperti Pegasus, bisa menginfeksi ponsel tanpa sepengetahuan pengguna dan mengakses informasi pribadi, termasuk percakapan di aplikasi pesan seperti WhatsApp. Spyware jenis ini biasanya digunakan dalam serangan siber tingkat tinggi yang menargetkan tokoh penting, tetapi potensi risiko tetap ada bagi pengguna biasa.

d. SIM Swapping

SIM swapping adalah teknik di mana hacker memperoleh kontrol atas nomor telepon seseorang dengan meyakinkan penyedia layanan seluler untuk mengalihkan nomor tersebut ke kartu SIM yang mereka miliki. Dengan mengendalikan nomor telepon korban, hacker dapat meminta kode verifikasi WhatsApp dikirimkan ke ponsel mereka, yang kemudian memungkinkan mereka mengakses akun WhatsApp korban.

Teknik ini sering kali melibatkan kolaborasi dengan pihak dalam di perusahaan penyedia layanan seluler atau melalui rekayasa sosial yang canggih. Setelah berhasil melakukan SIM swapping, hacker tidak hanya bisa mengakses WhatsApp, tetapi juga akun lain yang terkait dengan nomor telepon tersebut, seperti email dan media sosial.

e. Aplikasi Pihak Ketiga yang Tidak Resmi

Menggunakan aplikasi WhatsApp modifikasi atau tidak resmi, seperti WhatsApp Plus atau GB WhatsApp, dapat meningkatkan risiko akun kamu diretas. Aplikasi-aplikasi ini mungkin menawarkan fitur tambahan yang menarik, tetapi mereka tidak memiliki jaminan keamanan seperti versi resmi WhatsApp. Hacker bisa memanfaatkan aplikasi modifikasi ini untuk menyisipkan malware atau mencuri data pribadi pengguna.

3. Mitos Tentang Peretasan WhatsApp

Terkait isu keamanan, sering kali muncul mitos-mitos yang beredar di kalangan pengguna. Berikut adalah beberapa mitos umum tentang peretasan WhatsApp yang perlu diluruskan:

a. WhatsApp Dapat Diretas Hanya dengan Nomor Telepon

Banyak orang yang percaya bahwa hacker dapat dengan mudah meretas akun WhatsApp hanya dengan mengetahui nomor telepon seseorang. Meskipun nomor telepon diperlukan untuk masuk ke akun WhatsApp, hacker tetap memerlukan kode verifikasi yang dikirim melalui SMS atau panggilan suara. Tanpa kode verifikasi ini, sangat sulit bagi hacker untuk mengakses akun.

b. Enkripsi End-to-End Dapat Ditembus

Enkripsi end-to-end yang diterapkan WhatsApp sangat kuat dan hampir mustahil ditembus. Bahkan pihak WhatsApp sendiri tidak bisa mengakses pesan yang dikirimkan antar pengguna. Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun pesan terenkripsi, perangkat yang digunakan tetap bisa menjadi target peretasan.

c. WhatsApp Bisa Diretas Tanpa Akses Fisik ke Ponsel

Sebenarnya, sebagian besar metode peretasan WhatsApp memerlukan akses fisik ke ponsel, setidaknya untuk beberapa saat. Misalnya, dalam kasus WhatsApp Web hijacking atau pengambilan kode verifikasi. Namun, beberapa serangan canggih menggunakan malware atau SIM swapping bisa dilakukan dari jarak jauh.

4. Cara Melindungi Akun WhatsApp kamu

Meskipun ada berbagai ancaman terhadap keamanan WhatsApp, kamu bisa melindungi akun kamu dengan langkah-langkah pencegahan berikut:

a. Aktifkan Verifikasi Dua Langkah

WhatsApp menyediakan fitur verifikasi dua langkah yang menambahkan lapisan keamanan ekstra. Dengan fitur ini, setiap kali kamu mencoba mendaftarkan nomor telepon kamu di WhatsApp, kamu akan diminta memasukkan PIN enam digit yang telah kamu buat. Ini akan mencegah hacker mengakses akun kamu meskipun mereka berhasil mendapatkan kode verifikasi.

b. Hindari Berbagi Kode Verifikasi

Jangan pernah memberikan kode verifikasi WhatsApp kamu kepada siapa pun, bahkan jika mereka mengklaim dari pihak resmi. WhatsApp tidak akan pernah meminta kode verifikasi melalui pesan.

c. Keluar dari WhatsApp Web Setelah Digunakan

Pastikan kamu selalu keluar dari sesi WhatsApp Web setelah digunakan, terutama jika kamu menggunakan komputer publik atau milik orang lain. kamu bisa memeriksa sesi aktif di aplikasi WhatsApp di ponsel kamu dan keluar dari sesi yang tidak dikenali.

d. Hindari Mengunduh Aplikasi Tidak Resmi

Selalu gunakan versi resmi WhatsApp yang tersedia di Google Play Store atau App Store. Hindari menggunakan aplikasi modifikasi atau versi tidak resmi yang bisa saja disusupi malware.

e. Pantau Aktivitas Akun kamu

Secara berkala periksa pengaturan akun dan keamanan kamu. Jika ada aktivitas yang mencurigakan, seperti sesi WhatsApp Web yang tidak dikenal atau permintaan kode verifikasi tanpa alasan, segera lakukan tindakan pencegahan.

Kesimpulan

Meskipun WhatsApp menawarkan keamanan yang sangat baik dengan enkripsi end-to-end, akun kamu tetap bisa menjadi target hacker melalui metode peretasan yang lebih tradisional seperti rekayasa sosial, malware, atau SIM swapping. Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk melindungi akun WhatsApp kamu.

Dengan memahami metode peretasan dan cara melindungi diri, kamu bisa tetap aman saat menggunakan WhatsApp dan memastikan percakapan serta data pribadi kamu tidak jatuh ke tangan yang salah.

Baca Juga